Menyingkap Keajaiban Ponari

Beberapa hari yang lalu, saya dan beberapa ikhwan (teman) terlibat pembicaraan. Sampai pada sebuah informasi tentang Ponari yang terlontar dari salah satu ikhwan,  setelah beberapa hari dari pembicaraan tersebut saya baru mempunyai kesempatan untuk mencari tahu lebih dalam informasi tentang Ponari, ternyata kenyataan fenomena Ponari ini membuat saya kaget sekaligus menyapa keimanan didalam hati, sayapun yakin seperti itu juga ikhwan – ikhwan yang lain, keimanan siapa yang tidak  tersentuh perbuatan syirik dilakukan didepan mata, keimanan siapa yang tidak tersentuh kesesatan dikampanyekan dihadapan kita, keimanan siapa yang tidak tersentuh melihat kaum muslimin tersesat dikelamnya kebodohan, keimanan siapa tidak tersentuh ditengah keterprosokkan kaum muslimin kepada kesyirikan ada pihak yang malah mencari keuntungan. Lahaula wala Quwata illa Billah, kemudian terbetiklah untuk menulis tulisan sederhana ini dengan harapan semoga bermanfaat.

Pertama : Ponari dan kebenaran ceritanya

Ada satu hal yang ingin saya tekankan disini yaitu untuk tidak terlalu mudah menerima atau mempercayai berita yang seperti ini, apalagi hanya dari mulut kemulut. Wahai saudaraku…., marilah kita berpikir sejenak, apakah orang yang menceritakan kejadian Ponari orang yang terpercaya agamanya sehingga timbul rasa takut untuk berbohong dalam bercerita atau menambah – nambahin dalam cerita tersebut ….??!! atau apakah mereka orang yang paham terhadap Aqidah yang benar atau paham ini perkara tauhid dan ini perkara syirik sehingga bisa menyaring kabar yang masuk ke dirinya….??!! Jawablah wahai saudaraku….

Atau apakah media masa yang memberitakan Ponari media masa yang para wartawannya bertaqwa kepada Allah sehingga menahan penanya untuk menulis sesuatu yang tidak ada pada kenyataannya atau menghiasi ceritanya agar lebih seru dan menarik pembaca…??!! atau media masa yang para wartawannya perduli terhadap agama, memberikan perhatian terhadap aqidah yang benar didalam ilmu dan amal mereka, sehingga dapat menyaring berita yang masuk yang dapat membahayakan aqidah umat… ??!! atau media masa yang fulus menjadi orientasinya, ngga perduli walaupun membahayakan aqidah umat, jawablah wahai saudaraku…..

Kalau pada kenyataannya yang memberitakan apa yang terjadi pada Ponari adalah orang yang tidak perduli atau melalaikan agamanya, tidak tahu perkara tauhid, tidak tahu perkara syirik, meninggalkan sholat, atau melakukan dosa besar jika kondisinya seperti ini penting bagi saya untuk menghadirkan sebuah ayat semoga menjadi renungan untuk kita semua.

Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq yang membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu “ ( QS: Al Hujuraat: 6 )

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah : “ Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengecek berita yang bersumber dari orang yang fasiq agar berhati-hati dengannya “ ( Tafsir Ibnu Katsier pada ayat ini )

Lalu bagaimana jika sumber beritanya dari orang kafir….!!

Kalau seandainya benar cerita yang terjadi pada Ponari tersebut maka ini adalah tipu daya syaithan untuk menyesatkan ummat maka tidak boleh menyebarkan sebuah berita yang dapat menjerumuskan ummat kepada kesesatan karena itu adalah bentuk tolong menolong dalam perbuatan dosa dan kesesatan. Bukankah Allah Ta’ala berfirman:

وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“ Dan janganlah kalian saling tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan ” ( QS Al Maidah:2 )

Kedua : Ponari dan tipu daya Syaithan.

Sepengetahuan saya dari berita yang saya dapat, bahwa Ponari atau keluarganya tidak pernah belajar sesuatu dari ilmu perdukunan dan sihir, ponari dan keluarganya hanyalah masyarakat biasa, maka apa yang terjadi pada ponari adalah bentuk tipu daya syaithan untuk menyesatkan Ponari, kedua orang tuanya dan ummat.

Untuk menyesatkan Ponari, yaitu menyeretnya untuk menjadi seorang dukun dan tukang sihir. Mungkin pada awalnya Ponari tidak pernah terbetik atau bercita – cita untuk menjadi seorang dukun tapi lambat laun syaithan dengan liciknya menyeretnya untuk menjadi seorang dukun, mengaku mengetahui perkara yang ghaib dan melakukan aktifitas yang mencerminkan perbuatan seorang dukun. Naudzubillah, hal ini atau cara penyesatan syaithan seperti ini bukanlah sesuatu yang baru.

Adapun upaya syaithan untuk menyesatkan ummat adalah dengan menjadikan Ponari sebagai perantara dalam rencana busuknya untuk menyesatkan ummat kelembah najisnya kesyirikan dan kekufuran.

Wahai kaum muslimin, bukankah Iblis berkata sebagaimana yang Allah kabarkan didalam kitab-Nya yang mulia :

إِنَّكَ مِنَ المُنظَرِين قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ المُسْتَقِيمَ ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

“ Iblis menjawab : “ karena Engkau telah menghukumi saya tersesat maka saya benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang mereka dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka bersyukur (ta’at).” ( QS Al A’araf: 16 – 17 )

Sudah menjadi profesi syaithan untuk menyesatkan manusia, bisa saja syaithan yang melemparkan batu tersebut kepada Ponari, hal ini pun yang dikatakan Syaikh Yahya tentang batu yang di dapat ponari, lalu bisa jadi syaithan membisiki hatinya, dengan berkata : “ ini adalah sebuah keutamaan dan karomah atau mari kita bekerja sama untuk mengobati manusia ”. Wahai kaum muslimin…, marilah kita berpikir sejenak, apakah masuk diakal seorang musuh (syaithan) datang kepada musuhnya (manusia) lalu berkata : “ saya adalah syaithan untuk menyesatkan kamu wahai ponari, atau berkata : “ saya adalah syaithan, saya akan memanfaatkan kamu untuk menyesatkan ummat dengan label pengobatan…..”

Apakah kita tidak memperhatikan bagaimana syaithan mengeluarkan bapak kita Nabi Adam ‘Alaihi Salaam dari Surga, dikarenakan melanggar perintah Allah. Apakah syaithan berkata ke pada Adam ‘Alaihi Sallaam : “ saya akan menyesatkan kamu wahai Adam.” Bahkan syaithan datang kepada Adam dengan berpenampilan sebagai seorang penasehat bahkan berani bersumpah.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman mengkabarkan tentang hal itu :

وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ

“ Dan dia (Syaithan) bersumpah kepada keduanya : “ saya adalah termasuk orang yang memberikan nasehat kepada kalian berdua.” ( QS Al A’araf: 21 )

Kalau Nabi Adam dan Istrinya saja dibohongi oleh Syaithan dengan berlagak sebagai pemberi nasehat, sehingga dengan sebab itu Nabi Adam dan Hawa memakan buah yang Allah melarang keduanya untuk mendekatinya, lalu apa yang menghalangi Syaithan untuk menyesatkan  kita dengan berkata: “ Mari kita mengobati manusia ” atau berkata “ ini adalah karomah “ atau “ ini adalah mu’jizat ” dengan tujuan menjerumuskan manusia kejurang najis dan kelamnya kesyirikan dan kekufuran. Berfikirlah wahai orang-orang yang berakal….??!!

Bukankah syaithan sendiri yang berkata akan menyesatkan kita, sebagaimana yang Allah Ta’ala kabarkan didalam Al –Qur’an

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

“ Iblis berkata : Ya Rabbku oleh sebab Engkau memutuskan bahwa aku tersesat pasti aku menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua “ ( Qs. Al Hijr : 39 )

Kalau kita sudah sadar bahwa syaithan akan menyesatkan kita, maka akan saya hadirkan sebuah ayat untuk kita renungkan bersama

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ

“ Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah – langkah syaithan, barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaithan maka sesungguhnya syaithan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan mungkar( QS. An Nur : 21 )

Kemungkaran apa yang paling besar, wahai sudaraku…, kalau bukan kemungkaran syirik bukankah Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“  Sesungguhnya perbuatan syirik (menyekutukan Allah) adalah kedzaliman yang sangat besar( Qs. Luqman : 13 ) dalam ayat lain Allah juga berfirman :

إِنَّ اللهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

Artinya ” Sesungguhnya Allah tidak mengampuni (dosa) karena mempersekutukkan Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang mempersekutukkan Allah, maka sungguh , dia telah berbuat dosa yang besar.” ( Qs. An – Nisa : 48 )

Berkata Syaikh Abdul ‘Aziz Bin Baaz Rahimahullah : “ Didalam ayat ini terdapat penjelasan besarnya bahaya syirik, dikarenakan seseorang apabila mati dalam kaeadaan berbuat syirik maka tidak akan diampuni baginya bahkan dia kekal didalam neraka, berbeda dengan dosa lainnya yaitu dibawah kehendak Allah, jika Allah berkehendak mengadzabnya sesuai dengan kadar dosanya kemudian masuk surga, dan jika Allah berkehedak maka Allah akan mengampuniannya (tidak mengadzabnya). Adapun dosa syirik maka sungguh Allah Ta’ala telah berfirman :

ومَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

Artinya : ” Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukkan ( sesuatau dengan ) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah  neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang – orang dzolim itu.” ( Qs. Al Maidah : 72 )

(Syarh Kitab Tauhid Syaikh Syaikh Abdul ‘Aziz Bin Baaz : 37)

Kemungkaran apa yang lebih besar  dari bergantungnya hati kepada selain Allah dengan menyakini kesembuhan dari sebuah batu, padahal Allah Ta’ala berfirman tentang nabi Ibrahim ‘Alaihi Sallaam :

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

“ Dan apabila aku sakit Dialah yang menyembuhkanku” ( Qs. AS-Syu’ara : 80 )

Kemungkaran apa yang lebih besar dari menyakini selain Allah mengetahui perkara yang ghoib, padahal Allah Taala berfirman :

قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللهُ

“Katakanlah tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib  kecuali Alloh” (Qs. An-Naml : 65 )

Ketiga : Ponari antara Karomah, Mu’jizat dan tipu daya syaithan

Sangatlah jelas sekali apa yang terjadi pada Ponari bukalah karomah apalagi mu’jizat. Karomah adalah kejadian luar biasa yang diluar kemampuan orang pada umumnya yang Allah berikan kepada orang shaleh, hambanya yang memahami tauhid dan mengamalkannya secara dzohir dan bathin, hambanya yang menjauhi perbuatan syirik, bid’ah dan khurofat, melaksanakan sholat lima waktu dan menjauhi maksiat. Adapun Mu’jizat khusus untuk nabi. Berkata Al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah : “ Al-Imam Haramain menukilkan adanya ijma (kesepakatan) bahwa sihir tampak dari orang fasik adapun karomah tidaklah tampak dari orang fasik (melakukan dosa besar)

Berkata juga Al Hafidz Ibnu Hajar : “ Sudah seharusnya dilihat keadaan  orang yang ada pada dirinya keajaiban, apabila orangnya berpegang teguh dengan syariat  (agama), menjauhi dosa yang membinasakan maka apa yang terlihat darinya  berupa keajaiban adalah karomah, jika tidak seperti itu maka itu adalah sihir. Dikarenakan timbul dari salah satu macamnya dengan pertolongan syaithan. ( Fathul Bari’ Cet. Maktabah As-Shofa, Juz 10 hal : 260 )

Berkata Ibnul Jauzi Rahimahullah : Telah kami jelaskan pada pembahasan yang telah lalu bahwa iblis menebarkan tipu dayanya kepada manusia sesuai kadar keilmuan, maka setiap kali berkurang ilmu yang ada pada diri seseorang tersebut bertambah kuat pula kemampuan iblis dalam memperdaya orang tersebut. Dan semakin dalam kadar keilmuan seseorang maka semakin melemah kemampuan iblis untuk memperdaya orang tersebut, sebuah contoh ada seseorang dari kalangan ahli ibadah melihat sebuah cahaya di langit maka jika hal itu terjadi di bulan ramadhan, niscaya dia akan mengatakan aku telah melihat lailatul Qadar, dan kalau ternyata hal tersebut terjadi di bulan selain Ramadhan dia akan menyatakan telah dibukakan pintu – pintu langit untukku, kemudian dia menyangka hal itu sebagai karomah baginya, yang pada hakikatnya kejadian tersebut terjadi secara kebetulan atau sebuah fitnah atau sebuah tipu daya  dari iblis dan orang yang berakal sangat tidak akan menerima hal-hal yang seperti ini walaupun  disangka hal ini adalah sebuah karomah.” ( Talbis Iblis Ibnul Jauzi, bab Ke 11 Hal : 404 )

Keempat : Ponari dan kesyirikan yang ada atau dikhawatirkan muncul di fenomenanya

Sebelum menjelaskan fenomena kesyirikan yang ada atau dikhawatirkan umat terseret kepada nya, maka penting bagi saya untuk menjelaskan pengertian syirik dan macamnya untuk memudahkan memahami pembahasan selanjutnya.

Pengertian Syirik : Menyamakan selain Allah dengan Allah didalam hal – hal yang merupakan kekhususan bagi Allah. (Tanbihaat Al Mutahatimaat Al Ma’rifat ‘ala Kulli Muslimin wa Muslimat, Ibrahim Bin Syaikh Sholih Al – Qar’awi Darus Shamiy, hal : 37 )

Syirik dibagi dua :

Pertama : Syirik Akbar (besar) yaitu yang mengeluarkan pelakunya dari islam dan mengekalkan pelakunya didalam neraka jika mati belum bertaubat darinya.

Kedua : Syirik Asghor (kecil) yaitu yang tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari islam tetapi mengurangi tauhid dan sarana yang dapat menjerumuskan kesyirik Akbar. (Aqidah Tauhid, Syaikh Sholeh Al Fauzan : 77, dengan diringkas )

Yang pertama : “ Si Anak Ajaib Ponari “

Ada beberapa gambaran dalam masalah ini :

Jika seseorang menyakini bahwa Ponari dapat menyembuhkan penyakit dengan sendirinya, atau berkeyakinan Ponarilah yang dapat menyembuhkan penyakit pasiennya atau berkeyakinan ponari mempunyai kekuatan ghaib untuk menyembuhkan para pasiennya maka  hal ini merupakan kesyirikan yang besar yang mengeluarkan pelakunya dari islam walaupun dia tidak datang berobat ke Ponari. Kenapa hal ini merupakan termasuk syirik…?? karena menyadarkan sesuatu yang merupakan kekhususan bagi Allah, karena yang dapat menyembuhkan hanyalah Allah semata. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

“ Dan apabila aku sakit Dialah yang menyembuhkanku” ( Qs. AS-Syu’ara : 80 )

Dan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “ Ya Allah Engkau adalah Rabb manusia, hilangkanlah penyakitku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali dari Engkau, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit sedikitpun” ( HR. Muslim dari ‘Aisyah Radiyalallahu ‘Anha )

Jika seseorang menyakini Ponari adalah sebab kesembuhan penyakit pasiennya dan dia menyakini Allah yang menyembuhkannya maka yang seperti ini adalah syirik Asghar (kecil) yang merupakan dosa yang sangat besar. Karena menjadikan apa yang bukan sebab sebagai sebab, Ponari bukanlah sebab kesembuhan berbagai penyakit pasiennya

  • ·Bukankah Ponari tidak mengetahui Tibun Nabawi (pengobatan Nabi), seperti bekam, minum habbatu Sauda dan lain-lain
  • ·Bukankah Ponari bukan seorang dokter
  • ·Bukankah Ponari tidak memiliki sedikitpun dari ilmu kedokteran
  • ·Bukankah Ponari tidak memiliki ilmu pengobatan tradisional, seperti jamu-jamuan, atau refeleksi
  • ·Sudah begitu dengan tidak mengetahui dan mempunyai kemampuan apa-apa dari pengobatan Nabawi, kedokteran dan tradisional lalu mengaku bisa mengobati berbagai penyakit, dari penyakit dalam sampai penyakit luar bahkan penyakit stress dan gila ….!!!
  • ·Ditambah cara pengobatan Ponari terkadang ketika melakukan pengobatan dibarengi sambil bermain dengan teman sebayanya kemudian tangannya digerakkan oleh orang lain untuk menyelupkan batu kedalam air.

Karena alasan inilah tidak ada keterkaitan sama sekali Ponari sebagai sebab kesembuhan penyakit pasiennya, maka yang berkeyakinan Ponari sebagai sebab kesembuhan para pasiennya merupakan bentuk mengambil sebab apa yang Allah tidak jadikan sebagai sebab. Dan ini merupakan kesyirikan. Allah Ta’ala berfirman :

وَلا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا

“ Dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu Nya dalam menetapkan hukumnya( Qs. Al Kahfi : 26 )

Hukum Allah dibagi dua :

Hukum Syariyah : Yaitu berupa perintah dan larangan Allah

dan hukum kauniyah : Yaitu apa yang Allah taqdirkan, termasuk diantaranya sebab dan akibat. Maka jika menetapkan sebab yang tidak Allah tetapkan sebagai sebab maka ini termasuk syirik.

Syaikh Yahya pernah ditanya : Ya Syaikh berkaitan dengan, soal kemarin (tentang Ponari dan batunya), apa hukum jika seseorang menyakinii Ponari sebagai sebab kesembuhan penyakinya, apakah termasuk syirik karena menjadikan sebab apa yang bukan sebab, karena Ponari bukan seorang dokter dan tidak mempunyai ilmu tentang kesehatan. Syaikh Menjawab : menjadikan apa yang bukan sebab sebagi sebab merupakan kesyirikan dan sarana mengatarkan kepada syirik (dinukil secara makna).Semoga penjelasan ini menjadi menjadi catatan bagi perkataan Ngawur dari Gus Sholeh dan Hasyim Muzadi tentang hukum mendatangi Ponari. (Silahkan Lihat bantahan saya kepada mereka berdua)

Yang Kedua : ” Batu Ajaib “

Ada beberapa gambaran dalam masalah ini :

Jika seseorang menyakini bahwa  batu Ponari dapat menyembuhkan penyakit dengan    sendirinya, atau berkeyakinan batu itulah yang dapat menyembuhkan penyakit pasiennya atau berkeyakinan batu tersebut mempunyai kekuatan ghaib untuk menyembuhkan para pasiennya maka  hal ini merupakan kesyirikan yang besar yang mengeluarkan pelakunya dari islam walaupun dia tidak datang berobat ke Ponari. Kenapa syirik karena menyandarkan ssesuatu yang merupakan kekhususan bagi Allah, karena yang dapat menyembuhkan hanyalah Allah semata. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

“ Dan apabila aku sakit Dialah yang menyembuhkanku” ( Qs. AS-Syu’ara : 80 )

Dan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “ Ya Allah Engkau adalah Rabb manusia, hilangkanlah penyakitku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali dari Engkau, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit sedikitpun” ( HR. Muslim dari ‘Aisyah Radiyalallahu ‘Anha )

Jika seseorang menyakini batu Ponari adalah sebab kesembuhan penyakit pasiennya dan dia menyakini Allah yang menyembuhkannya maka yang seperti ini adalah syirik Asghar (kecil) yang merupakan dosa yang sangat besar. Karena menjadikan apa yang bukan sebab sebagai sebab. Tidak terbukti secara syar’i bahwa batu tersebut sebab kesembuhan begitu juga tidak terbukti secara penelitian, sudah begitu mengklaim Ponari dan batunya dapat menyembuhkan semua penyakit ( Silahkan lihat lebih lanjut penjelasan menjadikan apa yang bukan sebab sebagai sebab merupakan kesyirikan, di Kitab Qaulul Mufid Syaikh Ibnu Utsaimin hal 107)

Yang Ketiga : Menyakini barakah batu tersebut

Jika seseorang menyakini bahwa  batu Ponari dapat yang memberikan barakah dengan    sendirinya, maka  hal ini merupakan kesyirikan yang besar yang mengeluarkan pelakunya dari islam walaupun dia tidak datang mencari barokah ke batu Ponari. Kenapa syirik karena menyadarkan sesuatu yang merupakan kekhususan bagi Allah semata, karena yang dapat memberikan barokah hanyalah Allah semata. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

وَبَارَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَى إِسْحَاقَ

“ Kami limpahkan keberkahan atasnya dan ishaq “

( QS. Ash-Shaaffat : 113 )

Jika seseorang menyakini batu Ponari adalah sebab barokah dan dia menyakini yang memberikan barakah hanyalah Allah semata. maka yang seperti ini adalah syirik Asghar (kecil) yang merupakan dosa yang sangat besar. Karena menjadikan apa yang bukan sebab sebagai sebab.

Berbeda jika ada dalil syar’i yang menyatakan sesuatu tersebut bebarakah, seperi bulan Ramadhan bulan barakah cara mendapatkan barakah di bulan tersebut dengan memperbanyak ibadah karena  doa-doa dikabulkan, pahala amalan ibadah dilipat gandakan dan lain – lain, atau air zam-zam air yang berbarakah caranya dengan meminumnya dan berdoa kepada Allah untuk kesembuhan penyakit kita misalnya, dengan menyakini yang memberikan barakah dan kesembuhan hanya Allah semata.

Yang Keempat : Ketergantungan hati kepada Ponari dan batunya

Ketergantungan yang luar biasa kepada Ponari dan batunya di antaranya dapat dilihat dari perbuatan para pasiaen Ponari yang ketika ditutup praktek pengobatan Ponari, melakukan tindakan membabi buta seperti mengambil air mandi bekas Ponari atau air comberan, meminum air yang tertampung diatap rumah Ponari dan lain-lain untuk mengobati penyakitnya, dari ketergantungan hati yang luar biasa kepada Ponari dan batunyalah  yang mengakibatkan para pasien tersebut melakukan hal seperti itu, Dimana yach para pasien itu dengan ayat ini..??!!

وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إلا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلا رَادَّ لِفَضْلِهِ

Artinya : ” Dan jika Alloh menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Alloh menghendaki kebaikan bagi kamu maka tak ada yang dapat menolak karuniaNya.  “ (QS. Yunus : 107)

وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya : ” Dan jika Alloh menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikkan kepada mu, maka Dia Maha kuasa atas tiap-tiap sesuatu ( Qs. Al – An’am : 18 )

Bukankah Allah yang memberi manfaat, baik itu kesembuhan dan yang lainnya bukankah Allah yang menolak mudhorot…..!!!

Lalu dimana mereka dengan ayat  dan hadist ini

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

“ Dan apabila aku sakit Dialah yang menyembuhkanku” ( Qs. AS-Syu’ara : 80 )

Dan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “ Ya Allah Engkau adalah Rabb manusia, hilangkanlah penyakitku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali dari Engkau, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit sedikitpun” ( HR. Muslim dari ‘Aisyah Radiyalallahu ‘Anha )

Bukankah Allah memerintahkan kepada kita untuk bertawakal kepada Allah semata, yaitu bergantungnya hati kita kepada Allah dalam meraih apa – apa yang bermanfaat, seperti mencari sebab kesembuhan dan menolak apa – apa yang membahayakan bagi dunia dan akhirat kita. Allah Subhana Wata’ala berfirman :

وَعَلَى اللهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنتُمْ مُؤْمِنِينَ

“ Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. ( Qs. Al – Maaidah : 23 )

Pada ayat ini Allah memerintahkan untuk bertawakal kepada Nya, ini menunjukkan tawakal itu dicintai Allah maka kalau begitu tawakal adalah ibadah. Sebagaimana pengertian Ibadah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taiminyah Rahimahullah, Ibadah adalah sebuah nama yang mencakup seluruh perkara apa – apa yang dicintai Allah dan diridhainya dari perkataan, perbuatan dzahir dan bathin. ( Ubudiyah Syaikhul Islam, bersama syarh Syaikh Abdul Aziz Ar Rajihy : 6 )

Maka jika tawakal di palingkan kepada selain Allah merupakan perbuatan syirik, bisa terjatuh kepada syirik akbar pada suatu keadaan dan syirik asghor pada suatu keadaan lain. Sebagaimana yang akan disebutkan disini :

Tawakal yang merupakan syirik akbar (besar) : Yaitu bergantungnya hati kita kepada selain Allah dalam perkara – perkara yang selain Allah tidak di beri kemampuan.

Tawakal yang merupakan syirik asghar (kecil) : Yaitu bergantungnya hati kita kepada selain Allah dalam perkara – perkara yang selain Allah di beri kemampuan.  ( Silahkan Lihat Al Jamamiul Fariid, li as’ilatil wal ajwibah ala kitab tauhid, Syaikh Abdullah Jarullah : 200 )

Kelima : Ponari dan Julukan ” Si Dukun Cilik dari Jombang “

Julukan dukun bukanlah julukan yang baik apalagi julukan kehormatan yang patut dibanggakan. Karena dukun, paranormal, ahli nujum, tukang ramal dan yang semisalnya adalah nama bagi orang yang mengklaim dirinya mengetahui sesuatu dari ilmu ghaib tetapi cara mereka berbeda. ( Silahkan Lihat Al Jamamiul Fariid, li as’ilatil wal ajwibah ala kitab tauhid, Syaikh Abdullah Jarullah : 200 )

Profesi dukun adalah profesi kekafiran Naudzubillah, dikarenakan dua hal :

1. Mengaku mengetahui perkara yang ghoib

2. Beribadah atau bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada syaitan

(Silahkan lihat Qoulus Syadid Syarh Kitab Tauhid, Syaikh As-Sa’di : 97, lihat juga Al-Jaamiul Fariid li asilati wal ajwibah ‘ala kitab tauhid, Syaikh Abdulloh Bin Jarulloh)

Berkata Syaikh Ibnu Baaz Rahimahulloh : (Setelah menyebutkan beberapa hadist) “Sebagaimana di dalam hadits ini sebagai dalil atas kafirnya dukun dan tukang shir dikarenakan keduanya mengaku mengetahui perkara yang ghaib, yang demikian itu perbuatan kekafiran dikarenakan keduanya tidak bisa mendapatkan yang mereka inginkan kecuali dengan melayani jin dan beribadah kepadanya dari selain Alloh, yang demikian itu merupakan perbuatan kekufuran dan syirik kepada Alloh Subhanah, dan jika membenarkan mereka mengetahui perkara yang ghaib maka hukumnya seperti mereka (Kafir) “ (Hukmu Sihri wal Kaahanah wa ma yata’alaq biha, Syaikh Ibnu Baaz : 7- 8 )

Jika julukan si dukun cilik sesuai dengan keadaan si Ponari dengan mengaku mengetahui perkara yang ghoib dan melakukan berbagai aktivitas perdukunan. Maka penting bagi saya untuk membawakan sebuah hadist untuk menjadikan peringatan kita semua, dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, berkata : Rasulullah Sholallahu alaihi wassallam bersabda : ” Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun, membenarkan apa yang diucapkannya maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wassallam “ (HR. Al-Hakim dan dishohihkan olehnya dan disepakati Imam Dzahabi dan Dishohihkan oleh Syaikh Al-Abany)

sebagaimana dalam sebuah hadits lain yang diriwayatkan oleh sebagian istri Nabi Sholallahu alaihi wassallam , Rasulullah Sholallahu alaihi wassallam bersabda :

“Barangsiapa mendatangi tukang ramal (dukun dan sejenisnya) menanyakan sesuatu maka tidak diterima sholatnya selama empat puluh malam” (HR Muslim)

Keenam : Ponari dan kesembuahan para pasiennya

Sudah pernah saya singgung diawal tulisan ini, bahwa jangan mudah menerima dan mempercayai sebuah berita dengan model seperti ini apalagi dibawa oleh orang yang tidak jelas agamanya. Sudah begitu kenapa orang yang tidak sembuh setelah datang kepengobatan Ponari kurang disorot kalau tidak mau dikatakan diangkat kepublik.

Adapun jika benar ada yang sembuh setelah datang kepraktek pengobatan Ponari ada dua kemungkinan :

  1. Kesembuhan yang pada hakekatnya tidaklah sembuh

Misalnya datang seorang yang lumpuh tiba – tiba setelah minum air yang telah dicelup batu Ponari langsung bisa jalan atau tidak lama setelah pengobatan tersebut langsung bisa jalan. Bisa saja jin masuk kedalam kakinya kemudian meneggakkannya sehingga tiba-tiba bisa jalan. Suatu saat jika jin nya pergi dia akan lumpuh lagi. Hal ini pernah saya tanyakan oleh salah seorang Syaikh disini (Syaikh Ma’mar), diapun menjawab bisa  kemudian membawakan dalil tentang masuknya jin ketubuh seseorang.

  1. Bisa jadi benar – benar sembuh, dan yang menyembuhkan adalah Allah semata dan bukan karena sebab Ponari dan batunya, ada sebab lain atau Allah menyembuhkannya tanpa sebab. Dan ini bentuk istridraj yaitu menangguhkan hukuman baginya sampai batas waktu yang Allah tentukan sehingga semakin menumpuk dosanya. Naudzubilah

فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لا يَعْلَمُونَ

“Kami akan menarik mereka beransur-ansur (kearah kebinasaan) dari arah yang mereka tidak ketahui “ ( Qs. Al Qalam : 44 )

Ketujuh : Ponari dan sebuah nasehat

Wahai Bapak dan Ibu Ponari, yang semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua. Sebelumnya saya minta maaf, tidaklah saya tulis nasehat ini, insya Allah kecuali untuk kebaikan bapak dan ibu serta Ponari bahkan untuk yang lainnya. Begitu juga dalam rangka mengamalkan sebuah hadist, dari Abu Ruqayah Tamim Bin Aus Ad Dary Radiyalallahu ‘Anhu Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda ” Agama itu adalah nasehat “ ( HR. Muslim )

Sebagaimana yang mungkin bapak dan ibu telah ketahui, sebagai orang tua maka mempunyai tanggung jawab  kepada anak – anaknya, dan sebagai pemimpin mempunyai tanggung jawab terhadap yang dipimpin, hal ini sebagaimana dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berasabda : ” Setiap dari kalian akan diminta pertanggung jawaban, dan setiap kalian adalah seorang pemimpin dari yang dipimpin….” (HR. Bukhari dan Muslim )

Maka kita akan dimintai pertanggung jawaban dari apa yang telah kita lakukan, begitu juga kedua orang tua akan dimintai pertanggung jawaban tentang anaknya, apakah seorang bapak dan ibu sudah menunaikan hak anaknya, berupa nafkah, pendidikan agama, mengarahkan kepada apa – apa yang bermanfaat untuk akhirat dan dunianya dan memperingatkan dari hal-hal yang membahayakan anaknya, bukankah Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

” Hai orang-orang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ” ( Qs. Atharim : 6 )

Maka  saya katakan, semoga Allah memberi hidayah kepada bapak dan ibu serta Ponari, bapak dan Ibu harus memberi peringatan kepada Ponari yang saat ini syaithan berusaha menyeret Ponari kepada sesuatu yang membahayakan bagi kehidupan akhirat dan dunianya, yaitu syaithan berusaha menyeret Ponari menjadi seorang dukun, disamping itu Ponaripun dimanfaatkan oleh syaithan untuk menyesatkan umat dengan topeng pengobatan. Apakah bapak dan ibu tega melihat Ponari menjadi seorang dukun, padahal Rasulullah shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, berkata : Rasulullah Sholallahu alaihi wassallam bersabda : ” Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun, membenarkan apa yang diucapkannya maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wassallam “ ( HR. Al-Hakim dan dishohihkan olehnya dan disepakati Imam Dzahabi dan Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albany dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu )

Diriwayatkan dari sebagian istri Nabi Sholallahu alaihi wassallam , Rasulullah Sholallahu alaihi wassallam bersabda : “ Barangsiapa mendatangi tukang ramal (dukun dan sejenisnya) menanyakan sesuatu maka tidak diterima sholatnya selama empat puluh malam ” ( HR Muslim )

Kalau yang mendatangi saja bisa kafir lalu bagaimana hukum yang didatangi.

Wahai bapak dan ibu Ponari yang semoga Allah memberi hidayah kepada bapak dan ibu, saya jadi teringat sebuah hadist yang saya ingin hadirkan disini untuk menjadi renungan kita bersama. Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wassalam Bersabda : ” Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (islam), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi ” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairoh) maka jika Ponari menjadi seorang dukun maka bapak dan ibu mempunyai andil dalam hal itu. Bukankah kedua orang tua yang paling perduli kepada anak-anaknya, bukankah bapak dan ibunyalah yang paling sayang sama anak-anaknya, apakah bapak menyangka perusahaan yang memproduksi Ponari Sweat perduli dengan agama Ponari…??!! maka dengan tegas saya katakan… mereka tidak perduli, apakah bapak dan ibu menyangka para wartawan dan media massa yang memberitakan Ponari dan batunya perduli dengan nasib Ponari diakherat kelak, kalau Ponari mejadi seorang dukun dan mati dalam keadaan seperti itu…??!!, saya tidak ragu untuk mengatakan mereka tidak perduli. Demi Allah, wahai Bapak dan Ibu Ponari yang saya inginkan adalah kebaikan untuk kalian, maka dengarkanlah nasehat saya ini. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh dosa yang pernah kita lakukan, diantaranya pelalaian pendidikan agama terhadap anak sendiri, Bapak dan Ibu serta Ponari harus meningggalkan pengobatan yang dilakukan Ponari karena itu semua merupakan tipu daya syaithan yang mengatarkan kepada dosa kesyirikan, sebuah dosa yang tidak diampuni oleh Allah kalau sebelum matinya seseorang belum bertaubat dari dosa syirik. Serta mulailah membenahi diri kita, begitu juga ajarkan kepada Ponari Aqidah yang benar, tanamkan kepada Ponari bahwa tidak ada yang mengetahui perkara yang ghoib  kecuali Allah, tanamkan pada Ponari bahwa syaithan adalah musuh kita, tanamkan kepada Ponari bahwa kesembuhan hanyalah dari Allah semata, serta mulailah menjaga sholat lima waktu, ajak Ponari sholat berjamaah dimasjid, jangan lupa bentengi diri kita, bapak dan ibu serta Ponari  dengan dzikir-dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam seperti doa sebelum tidur, dzikir pagi dan sore dan jangan lupa sering baca Al –Qur’an dan baca surat Al Baqarah di rumah, karena yang demikian itu semua dapat membentengi kita dari gangguan syaithan. Bertawakalah kepada Allah dan banyaklah berdoa semoga Allah mengeluarkan kita dari segala masalah yang kita hadapi.

Kemudian utarakanlah kepada pihak yang berwenang (pemerintah) tentang keputusan bapak dan ibu untuk meninggalkan dan menutup praktek pengobatan Ponari, Insya Allah pemerintah akan setuju dan membantu keputusan bapak dan ibu, serta utarakanlah untuk pindah dari tempat yang bapak dan ibu Ponari tinggali sekarang, untuk menutup segala jalan agar orang tidak bisa lagi mendatangi Ponari dan dalam rangka mencari lingkungan yang baik, bisa pindah ke Jakarta Depok, disana ada lingkungan Ahlus Sunnah, lingkungan yang baik akan membuat pengaruh yang baik untuk kehidupan Ponari, disamping itu bisa menuntut ilmu agama disana, belajar aqidah yang lainnya, atau ditempat yang lainnya yang disitu ada lingkungan Ahlu Sunnah. Insya Allah pemerintah akan senang membantu bapak dan ibu.

Ke delapan : Pasien Ponari dan sebuah nasehat

Wahai para pasien Ponari semoga Allah memberikan kesembuhan kepada engkau, mungkin saya tidak tahu sedetail apa rasa sakitmu, sebesar apa perjuangan untuk mengobati penyakitmu dan biaya yang telah di keluarkan untuk mengobati penyakitmu, tapi insya Allah nasehat yang saya tulis ini untuk kebaiakan akhirat dan dunia kalian.

Wahai Engkau yang berusaha untuk mengobati penyakitmu, wahai engkau yang telah berbulan-bulan atau bertahun-tahun sakit, janganlah berputus asa dari rahmat Allah, karena rahmat Allah sangatlah luas, bukankah Allah Ta’ala berfirman :

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ

“ Dan Rahmat Ku meliputi segala sesuatu ” (Qs. Al – A’raaf : 156 )

Bukankah Allah Al-Lathif (yang Maha Lembut), sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

اللهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْقَوِيُّ العَزِيزُ

“ Allah Maha Lembut terhadap hamba-hambanya Dia memberi rezeki kepada siapa yang di kekehendaki – Nya “ ( Qs. Asy Syuura : 19 )

Teruslah berusaha untuk berobat mengambil sebab untuk kesembuhan penyakitmu, dengan pengobatan yang dibolehi oleh syariat yang mulia ini, dan perbanyaklah doa, kerena kesembuhan hanyalah dari Allah. Allah sematalah yang mengangkat kesusahan dan penyakitmu

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“ Dan apabila hamba-hamba ku bertanya kepada mu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada Ku ( Qs. Al baqarah : 186 )

أَمَّنْ يُجِيبُ المُضطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ

“ Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada Nya dan yang menghilangkan kesusahan “ ( Qs. Al-Naml : 62 )

Bukankah Allah mengkabarkan perkataan Nabi Ibrahim di dalam Al-Qur’an

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

“ Dan apabila aku sakit Dialah yang menyembuhkanku” ( Qs. AS-Syu’ara : 80 )

Wahai para pasien Ponari semoga Allah menyembuhkan kalian, tinggalkanlah berobat ke praktek pengobatan Ponari dan yang semisalnya karena berobat kesana mengantarkan kepada keharaman yang sangat besar yaitu kesyirikan dan mengatarkan kepada kerusakan Aqidah seseorang. Berobatlah dengan sesuatu yang dibolehkan oleh Allah dan banyak berdoalah, semoga Allah menyembuhkan kaum muslimin dari penyakit yang dideritanya.

Kesembilan pihak yang berwenang (pemerintah) dan sebuah nasehat

Wahai Pihak yang berwenang (pemerintah) semoga Allah memberikan dan menolong kita untuk keluar dari segala masalah yang kita hadapi sesuai dengan apa yang disyariatkan oleh Nya. Amin…, Wahai pihak yang berwenang, sebagai warga yang baik saya berusaha untuk ikut andil dalam menyelesaikan sebagian permasalahan bangsa ini. Oleh karena itu dengarkanlah nasehat ini, yang Insya Allah untuk kebaikan kita semua. Wajib bagi pihak berwenang untuk menutup praktek pengobatan Ponari dan semisalnya karena praktek pengobatan Ponari adalah praktek pengobatan yang menjerumuskan seseorang kedalam kerusakan aqidah dan kesyirikan. Dan mengamankan batu tersebut, kemudian memusnahkannya.

Begitu juga menutup seluruh praktek perdukunan yang ada di Indonesia karena hal itu semua merusak aqidah umat dan sebab yang datangnya adzab Allah, karena perdukunan sebesar-besar maksiat kepada Allah. Dalam hal ini berkata Syaikh Abdul ‘Aziz Bin Baaz Rahimahullah : Oleh karena itu kepada para penguasa dan mereka yang mempunyai pengaruh di negerinya masing-masing wajib mencegah segala bentuk praktek tukang ramal, dukun dan sebangsanya. dan melarang orang-orang mendatangi mereka. Kepada yang berwenang supaya melarang mereka melakukan praktek di pasar-pasar dan tempat-tempat lainnya. Dan secara tegas menolak segala apa yang mereka lakukan” (Hukmu Sihri wal Kaahanah wa ma yata’alaq biha, Syaikh Ibnu Baaz )

Kesepuluh : Ponari dan sebuah solusi

Wahai pihak yang berwenang (pemerintah) dan para dokter, semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua dan semoga Allah memudahkan untuk menyelesaikan permasalahan  bangsa ini sesuai dengan apa yang di ridhoi Nya.

Kami mengajak kerja sama kepada pihak berwenang dan para dokter untuk melakukan beberapa hal dalam rangka menyelesaikan fenomena Praktek pengobatan Ponari :

Pertama : Umumkan kepada publik bahwasannya Bapak dan Ibu Ponari serta Ponari memutuskan untuk menghentikan dan menutup praktek pengobatan Ponari selama – lamanya dan menyatakan taubat dari praktek pengobatan tersebut setelah mengetahui bahwasannya praktek pengobatan tersebut mengantarkan kepada kesyirikan. Hal ini penting supaya publik tahu bahwa praktek pengobatan Ponari adalah sesuatu yang diharamkan karena mengantarkan kepada kesyirikan begitu juga supaya publik tahu bahwa praktek pengobatan Ponari telah ditutup sehingga tidak ada yang datang lagi.

Kedua : Para dokter dan pihak berwenang memberi pengobatan gratis bagi pasien yang sudah telanjur datang, sebagai bentuk saling membantu dalam kebaikan dan menutup munculnya tindakan anarkis dari sebagian pasien tersebut

Ketiga : membagi – bagikan buku tentang permasalahan Aqidah, seperti buku ” Hukum Sihir dan Perdukunan ” Syaikh Abdul ‘Aziz Bin Baaz Rahimahullah. Hal ini sangatlah penting sebagai upaya pembenahan aqidah mereka.

Nasehat Untuk Kaum Muslimin

Wahai kaum Muslimin…, yang semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua. Dari penjelasan diatas tersirat sebuah pelajaran yang sangat penting, yakni akan bahayanya bodoh terhadap ilmu agama terutama aqidah, karena sebab kebodohan dalam permasalahan agama membuat seseorang terjerumus kepada kesesatan bahkan kekafiran Naudzubillah. Wahai kaum muslimin wajib bagi kita untuk mempelajari agama ini terutama permasalahan tauhid supaya kita bisa mengamalkannya secara dzhohir dan bathin dan mempelajari macam-macam dan bentuk-bentuk perbuatan syirik supaya kita dapat menjauhinya. Berkata Syaikh Yahya Bin Ali Al Hajuri Hafidzahullah : ” Jangan pernah meremehkan masalah tauhid, baik itu nasehat, dakwah dan dari merealisasikannya.” (Ta’liq Pelajaran Syaikh Yahya, pada kitab Al Jamius Shahih, Syaikh Muqbil )

Penulis : Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir Al – Jakarty

Alamat Situs : http://tauhiddansyirik.wordpress.com/2009/02/26/menyapa-fenomena-ponari/#comment-813